Rabu, 07 Januari 2015

Tiga Sekawan: Cewek Misterius


Senja itu semakin meredup dan mentari telah beranjak ke peraduannya. Sementara tirai malam mulai menyebarkan warna pekat.
Binatang malam mulai memperdengarkan nyanyiannya.
Kelap kelip lampu dari rumah-rumah penduduk terlihat begitu indah.

Petang itu di sebuah kampung yang cukup ramai penduduknya,terlihat beberapa orang tua baru pulang dari masjid,habis menunaikan sholat maghrib.

Sementara itu di warung bu Marsudi mulai ramai di kunjungi orang. Warung ini memang menjadi tempat nongkrong favorit beberapa warga terutama tiga orang pemuda yaitu Predik,Jani dan Moyo.

Ketiganya sering ngumpul bareng di warung itu menghabiskan malam dengan ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon gak jelas. Entah berapa kali mereka ganti tema pembicaraan dan entah pula sudah berapa lagi catatan bon/utang mereka. Untungnya mereka bukan penganggur sehingga walaupun ngebon tiap malam tapi mereka masih di layani karena tiap bulan mereka bayar utang mereka dengan penuh tanggung jawab.

Sesekali mereka tertawa lepas dan keras tanpa peduli kanan kiri,seakan cerita mereka begitu seru dan seakan beneran terjadi,padahal mereka sendiri tidak paham dengan apa yang mereka sedang bicarakan,entahlah saya sendiri juga bingung kalau lagi mendengar bualan mereka. Ya apalagi yang mereka bicarakan kalau bukan masalah cewek.

Memang mereka sering terlihat gonta ganti cewek. Entah sudah berapa anak gadis menjadi korban mereka.
Kecuali Predik yang sampai saat ini masih jomblo. Namun demikian dia tak pernah kehabisan akal jika sedang ngobrol dengan ke dua temennya itu yaitu Moyo dan Jani. Dengan bualan khas ala Predik sendiri dia terlihat seolah begitu lihai bermain cewek,padahal tak ada buktinya.

"ah lo ngomong aja..." kata Moyo pada Predik.
"nti lo liat gebetan gue...ngiler lo pada" kata Predik dengan sungguh-sungguh.
"jangankan cewek,nenek-nenek di bedakin aja bilang Predik cantik...hahaha" kata Jani yang langsung ketawa di susul Moyo bahkan Predik sendiripun ikut ketawa.
"hoohoho....semprul loe...loe liat bentar...jam segini biasanya dia lewat" kata Predik
"Heh cewek Yo...!!!" tiba tiba Jani teriak dan menunjuk ke arah jalan
"iya Jan...weh...cantik itu Jan" kata Moyo pada Jani.
Sementara Predik senyum-senyum saja melihat ke dua temennya yang terlihat sibuk memperhatikan cewek yang sedang lewat itu
"dari mana dek..??" sapa Predik sama cewek cantik itu yang langsung menoleh
"eh...kak Predik...ini abis beli mie instant" jawab cewek itu dengan ramah
"kok sendirian??" tanya Predik lagi
"iya..."
"kakak antar kah?"
"nggak usah kak,,deket ini juga"
"ok...hati-hatilah"
"oh itu kah Dik si Lia?" tanya Jani sama Predik. Predik memang sering cerita sama Jani bahwa ada cewek cakep namanya Lia yang sedang di incarnya.
"yoi...cantik kan??"
"anak mana Dik?" tanya Moyo penasaran
"ku aja belom tau" jawab Predik cuek.
"bisanya punya gebetan belom tau rumahnya,,parah loe" kata Moyo
"ahahaha...terserahlah rumahnya mau dimana,anak siapa yang penting dia cantik" Predik ngeles bagai supir bajay.
"ya udah yo kita kejar aja dia" kata Jani penuh semangat.
Tanpa berpikir lagi mereka langsung pergi meninggalkan warung bu Marsudi.
"catat aja ya bu??!" kata Moyo pada pemilik warung.

Mereka bertiga melaju naik motor. Moyo sendiri sementara Predik membonjeng sama Jani. Tak lama kemudian mereka melihat cewek yang mereka cari sedang berjalan sendiri di bawah remang lampu jalanan.
"dek...ku antar yuk?" kata Moyo sambil memelankan gas motornya di samping Lia
"nggak usah kak,"
"kenapa?"
"takut ngrepotin kakak aja"
"nggak papa dek,sambil kita mau main ke rumah adek"
"beneran nih nggak papa?"
Dengan rayuan maut si Moyo,akhirnya Lia pun mau di bonjeng sama Moyo dan di antar pulang.
Plakkk!!! Jani memukul kepala motor yang sedang ia kendarai
"kurang asam... Moyo lagi yang dapat.." keluh Jani
"gara gara loe ni Dik,coba kau bawa motor sendiri pasti si Lia ikut sama aku itu" lanjutnya
"udah kita ikutin aja mereka" kata Predik santai

Akhirnya mereka berhenti di sebuah rumah yang cukup megah menurut ukuran di kampung,yang tak lain adalah rumahnya Lia
"bagus juga rumahmu dek" kata Moyo
"ah kakak bisa aja...ayo masuk" Lia pun mempersilahkan masuk ketiga tamunya yang maksa mau datang walau tak di undang itu.

Setelah basa basi sebentar,Lia pun permisi untuk membuatkan minum. Sementara Moyo,Predik dan Jani kembali ngobrol dengan setengah berbisik bisik
"jadi loe baru kesini (rumah lia) Dik?" tanya Moyo
"iya" jawab Predik sambil nyengir
"aku sering lewat daerah sini tapi tak pernah lihat lho" kata Jani
"sama Jan" Moyo
"itulah hebatnya Predik,semut di ujung kulon pun bisa terdeteksi" ujar Predik membanggakan diri.
Tak lama kemudian Lia pun datang dengan membawa nampan berisikan tiga cangkir kopi dan sedikit cemilan.
"wah...nggak usah repot-repot dek" kata Moyo
"kalau ada keluarkan aja semua...hahaha" dengan cepat Jani menambahkan
Lia hanya tersenyum manis mendengar kata-kata mereka.
"silahkan diminum" dengan sopan dan suara yang aduhai,Lia mempersilahkan,membuat ketiga cowok di depannya makin klepek-klepek.
"subhanallah cantiknya cewek ini" kata Jani dalam hati.
"ayo diminum...kok pada bengong sich" kata Lia membuat ketiganya agak tersentak. Karna mereka baru melihat Lia dari jarak dekat.
"hahahaha...." ketiganya lalu tertawa. Sementara Lia kini yang terlihat kebingungan.
"kenapa?....apa ada yang salah?" tanya Lia bingung
Moyo: "enggak...nggak ada"
Predik: "...santai aja"
Moyo: "kok sepi? Yang lain kemana dek?"
Lia: "nggak ada...papa lagi kerja,biasa pagi baru pulang,mama lagi arisan"
Jani: "adik?"
Lia: "nganter mama"
Jani: "jadi kamu sendirian donk dek?"
Lia: "enggak...kan ada kakak bertiga...hehe"
Predik: "jadi ge-er nih..."
Lia: "iya,,makanya kakak bertiga nginap aja di rumah Lia ya?"
"hah?!"
"yang bener?"
Bagai mendapat durian jatuh mereka bertiga girang bukan main

Singkat cerita akhirnya mereka bertigapun menginap di rumah Lia. Mereka tidur di ruang keluarga,meski Lia sudah menawarkan kamar.
"lebih asyik disini lah dari pada di kamar" kata Moyo
"Kalau di kamar adek baru kami mau hahaha" Predik sambil tertawa tapi hati berharap.

Setelah Lia pamit kekamar,Moyo,Jani dan Predik saling berbisik bisik.
"gimana Yo? Kita sikatkah?" tanya Jani sama Moyo
"apa mau di sikat? Lantai?" Predik yang menjawab dengan nada ketus
"loe kenapa Dik?" tanya Moyo pada Predik
"kenapa...kenapa...ngerti dikitlah,kasih kesempatan sama yang jomblo,loe kan dah pada punya cewek" jawab Predik.
"ya udah Yo,kasian...kasih kesempatan sama Predik. Ntar law dia dah K.O baru kita yang bertindak..." kata Jani pada Moyo
"ok...tos dulu!" kata Moyo sambil mengankat tangannya ke arah Jani dan langsung di sambut oleh Jani.

Puas ngobrol,ketiganyapun akhirnya tertidur.
Masing masing dengan gaya tidurnya yang unik. Si Predik tidur terlentang dengan mulut melongo dan sesekali berkecap kecap seperti sedang mencicipi makanan.
Moyo tidur dengan meringkuk bagai trenggiling dan dengan bibir senyam senyum seperti sedang mimpi indah.
Sementara Jani tidur terlentang dengan satu tangan menindis ke badan Predik dan tangan satunya di masukan kedalam celananya sendiri,takut terbang kali ya?? Hahaha..

Rasa hangat di pipinya membuat Predik terpaksa membuka mata
"mmmmpf.....dah siang" Predik mau melanjutkan tidurnya meraih sisa sisa mimpi tapi tak jadi. Dengan terkejut dia bangun dan memandang ke sekeliling.
"perasaan aku tadi malam tidur di....rumahnya Lia....kok jadi...." Predik garuk garuk kepala kemudian mengelap sisa iler di bibirnya dengan bajunya sendiri.
"Yo!?....Jan....Bangun...." Predik membangunkan kedua temennya. Matanya masih mengamati sekelilingnya
"perasaan rumahnya bagus banget tadi malam" kata Predik dalam hati
"bangun woiy...!!!!" Predik berteriak namun kedua temennya hanya menggeliat tak peduli.
Karena kesal kemudian Predik berdiri dan dengan sekuat tenaga dia menendang pantat Jani.
"plaaaak...!!!"
"aduh!!" Jani berteriak kesakitan
"apa sih loe??!!!" tanyanya sambil melotot ke arah Predik.
"loe liat itu.." kata Predik menunju kesekeliling.
Jani yang tadinya mau marah nggak jadi. Kini giliran dia yang keheranan.
"apa sich pada ribut aja" Moyo terbangun karna suara ribut ke dua temennya itu.
Keduanya tidak menjawab namun Moyo mulai mengerti dengan apa yang mereka sedang ributkan. Dia ikut melihat sekeliling. Ternyata mereka berada di rumah kosong yang sudah lama tak di tinggali. Keadaan rumah itu sangat kotor dan berantakan. Beda jauh dengan keadaan tadi malam.
Tak lama kemudian mereka bertiga saling berpandangan
"HANTUUUU....!!!" mereka teriak sambil ngibrit tak tentu arah.

Apa benar yang mereka temui tadi malam adalah hantu?
Saya tak berani bilang ya atau tidak,karena siapa tau mereka di kerjain temen temen mereka dan di pindahkan ketempat gituan waktu mereka lagi tidur kan saya nggak tau hehe...

Cerita ini hanya fiktif belaka yang saya buat khusus buat ketiga temen saya yang bernama seperti pada tokoh cerita di atas.
Saya tidak bermaksud apa apa selain sebagai hiburan belaka dan sebagai tanda kalau kalian 'sesuatu' di hati..haha

Ok terimakasih telah membaca cerita ini. Silahkan tunggu kisah TIGA SEKAWAN dengan episode yang lainnya ya??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar